[Part 4 – END] Three Days Lucky Guy

capture109

Casts: Nam Joo [OC]; Jeon Jung Kook [BTS]; Kim Tae Hyung [BTS]

Length: Chaptered

Created: 31 Mei 2015

Cerita ini asli hasil imajinasi dan rekayasa tak berdasarkan fakta dari penulis. Happy reading!

Aku tidak tahu jika akan berbeda

Kau memang berbeda, kenapa kau berbeda?

Karena kau membuat hari-hariku lebih mudah?

Karena kau adalah orang beruntung, yang menularkan keberuntungannya

THREE DAYS LUCKY GUY – HOW LUCKY YOU’RE!

Nam Joo memegang amplop di tangannya begitu erat. Kini ia memandang amplop itu. Amplop berpita berwarna biru itu. Ia berhenti di depan sebuah gedung, setelah melihat gedung itu ia langsung memasukinya.

Nam Joo mengambil ponselnya dari ransel abunya. Jun Hong hari ini pulang ke rumahnya. Semalam Nam Joo menginap di apartemen Woo Hyun, jadi pagi tadi ia sempat mengantar Jun Hong pulang, walau hanya sampai depan apartemen saja. Ia bingung harus melakukan apa, padahal hari ini Nam Joo berencana akan pergi bersama Woo Hyun. Namun Woo Hyun dan member INFINITE lainnya ada wawancara radio hingga jam 3 pm.

Nam Joo melirik arlojinya. Pukul 9 pm. Jika ia pulang ke rumah, ibu dan ayahnya tidak ada. Mereka pergi ke Busan sore kemarin. Nam Joo memutuskan untuk ke kedai So Hyun yang ada di dekat rumah Soo Jin. Ah, ia bahkan baru ingat jika rumah Jun Hong berada di sebelah rumah Soo Jin. Ia hanya mengirimi Soo Jin pesan line. Kini ia duduk di halte bus setelah mencari jadwal jurusan bus. Tiba-tiba saja Ji Min mengiriminya line.

“Nam Joo-ah, hari ini kau berencana kemana?”

 

Nam Joo menopang dagunya sambil menunggu So Hyun. Hari ini mungkin ia akan menjadi orang yang paling berdosa bagi Ji Min. Entah mengapa hari ini ia menjadi begitu aneh. Mengingat dua hari belakang ia bisa menjadi begitu beruntung, tidak menutup kemungkinan jika semua itu karena Tae Hyung. Gila, mungkin ia sudah gila. Mengajak Ji Min bertemu di kedai So Hyun, hanya bergantung pada keberuntungannya yang merupakan pengaruh Tae Hyung.

Soo Jin kini duduk di hadapannya. “Jin, mungkin aku memang gila.”

Soo Jin yang baru datang hanya memikirkan maksud ucapan Nam Joo. “Maksudmu? Kau kenapa?” tanya Soo Jin.

Nam Joo menghela nafas begitu berat. “Temanku ini, sasaeng fans BTS,” Soo Jin mengangguk mendengarnya, tanda ingin mendengar lagi kelanjutannya. “Aku mengijinkan Ji Min datang ke sini saat ia ingin bertemu denganku. Apa Ji Min nanti akan cedera? Atau aku yang cedera?” Nam Joo menatap langit dari dalam kedai So Hyun.

Soo Jin menghela nafas berat. “Dengan kau yang awalnya tidak mengenal BTS, menurutku kau yang akan cedera, bisa saja kau di smack down oleh temanmu itu mengingat kepribadian temanmu yang sempat kau ceritakan padaku itu. Jung Kook saja bisa ketakutan.”

Benar, Nam Joo baru ingat alasan kenapa Jung Kook begitu ketakutan melihat So Hyun. So Hyun ternyata sasaeng fans yang begitu mengerikan. Ia menjadi lebih tidak tega melihat Ji Min yang baik hati dan ceria itu ketakutan melihat So Hyun nantinya.

“Kau benar, Jin. Mungkin ia akan mengucilkanku, membuatku duduk di pojok kelas sendirian. Menyebar fakta aku berpacaran dengan Jun Hong oppa pada sasaeng fans Jun Hong oppa, sasaeng fans BAP. Ya, itu pasti akan terjadi.”

Tak lama, Soo Jin melihat seorang gadis yang memiliki aura ‘horor’ layaknya Nam Joo mendeskripsikan So Hyun padanya. Tak ragu lagi bagi Soo Jin, pasti itu So Hyun. Pantas dulu Jung Kook begitu ketakutan padanya, hingga Jung Kook mengigat setiap inchi dari So Hyun yang begitu membahayakannya.

 

Mata Se Hun kini mengintip, melihat fansnya yang masih begitu jauh. Melihat keadaan yang aman, ia langsung berlarian memasuki kedai So Hyun.

“Itu diaaa!!” teriak seorang fans.

Se Hun tak peduli, yang penting kini ia telah memasuki kedai itu. Ia langsung menuju lantai dua.

“Ganti ochaku, harus gratis ya! Kau telah membasahi celanakuu!!!” seru Nam Joo sambil membersihkan celananya yang terkena tumpahan ochanya dengan tisu. Setelah menerima seribu maaf dari pegawai So Hyun juga lebih tepatnya.

“Eotteokhae? Celanamu begitu kotor.” Soo Jin berujar simpati sambil memandang celana Nam Joo.

“Gwaenchana, aku membawa celana lagi di tasku.” Nam Joo tersenyum lalu memakai ranselnya menuju toilet.

Se Hun yang mendengarnya pun langsung mengejar Nam Joo.

So Hyun yang baru saja selesai memarahi pegawainya terdiam sesaat. Begitu juga Soo Jin. So Hyun dan Soo Jin lalu saling pandang. “Kau melihat apa yang kulihat?” tanya So Hyun.

Soo Jin yang masih tercengang mengangguk pelan. “Se Hun EXO kan? Dia ke tempat ini juga?”

Tak lama segerombolan sasaeng fans Se Hun datang.

So Hyun makin geram saja. Wajahnya menampakkan glare ke arah sasaeng fans itu, yang secara tidak langsung telah membuat Soo Jin ketakutan.

Nam Joo kini mulai berpikir kesalahannya di masa lalu adalah menghina artis, atau membunuh artis. Hingga kini, ia kembali terlibat dengan artis.

“Kau akan berganti celana kan? Nah, kau bisa ambil celanamu dari ranselmu, aku juga akan mengganti baju lalu melakukan hal yang sama denganmu. Kau memakai tasku, aku menggunakan tasmu. Eo? Eo? Kau tahu aku artis kan, dan hingga terjadi keadaan seperti ini, kau mengerti maksudku kan kenapa aku harus melakukan ini?”

Lagi-lagi Nam Joo harus menjadi ‘ibu peri baik hati’ bagi artis yang dikejar-kejar sasaeng fans yang horor.

Kini Se Hun menarik pelan ransel Nam Joo yang Nam Joo pegang di depan badannya.

“ARASSEO, ARASSEO! CK, kau ini, cepat lakukan seperti yang kau perintahkan!!” ujar Nam Joo kesal. Takut-takut kini ia malah terlibat dengan EXO, bertemu Lu Han dan mengalami keterbuaian berlebih seperti saat bersama Tae Hyung.

Se Hun tersenyum lalu berlarian menuju toilet pria sambil membawa ransel abu Nam Joo. Ransel lather abu yang begitu ia sukai, yang ternyata sama seperti milik Tae Hyung. nam Joo hanya bisa menatapnya, lalu memasuki toilet wanita dengan ransel putih Se Hun di bahu kanannya.

Kini mereka sama-sama keluar dari toilet masing-masing.

Nam Joo menatap Se Hun yang telah menggunakan sweaternya hingga bagian lehernya menutupi mulutnya, ia juga menggunakan kacamata dan snapback Nam Joo, iya milik Nam Joo.

Kini Se Hun merapatkan mantelnya lalu berjalan meninggalkan Nam Joo.

Dengan geram, Nam Joo langsung melepas ransel yang ia gunakan, lalu membukanya mencari-cari sesuatu yang bisa ia gunakan juga.

Se Hun berjalan santai, sasaeng fansnya tak melihatnya sama sekali. Ada yang melihatnya, namun tak menyadari jika itu dia. Ia melihat ke arah Soo Jin yang kini juga melihatnya. Langsung saja ia duduk di sebelah Soo Jin.

So Hyun yang tadinya sibuk bercerita terdiam. Ransel Nam Joo, kacamata yang selalu Nam Joo gunakan saat belajar, dan snapback yang Nam Joo gunakan saat sedih. Setelah diteliti lagi oleh So Hyun, itu Se Hun. Yang membuatnya semakin terbelalak adalah Se Hun yang merangkul Soo Jin.

“Tenanglah, bantu aku menghindar dari mereka.” bisik Se Hun.

Soo Jin masih saja berdebar dengan jaraknya yang begitu dekat dengan Se Hun.

So Hyun yang mengerti maksud Se Hun pun kembali bercerita pada Soo Jin.

Soo Jin sendiri tak bisa setenang tadi mendengar cerita So Hyun. Sesekali ujung matanya melirik ke arah Se Hun yang kini seolah menjadi pacarnya di depan sasaeng fans Se Hun. Ia berdoa jika sasaeng fans itu segera pergi dari sini. Se Hun kini meminum ocha Soo Jin yang membuat So Hyun terhenti sesaat bercerita dan melihat ke arah Se Hun. Iya, mereka harus ingat kali ini kemampuan acting mereka diminta. Bagaimana menganggap Se Hun seolah-olah teman mereka. Bagi Soo Jin, bagaimana ia memperlakukan pacarnya.

Dengan cuek, akhirnya Nam Joo keluar dan berjalan menuju mejanya. Badannya sedikit mundur kaget ketika melihat posisi Se Hun. Ia merasa sangat bersyukur membantu Jung Kook karena setidaknya, Jung Kook baik baginya. Jika ia menjadi Soo Jin saat ini, mungkin ia sudah menebas kepala Se Hun hidup-hidup. Ia pun kembali berjalan sambil membenarkan ransel Se Hun.

“Ya, kau sepupu Nam Woo Hyun INFINITE?” tanya seseorang yang membuat Nam Joo terhenti. Ia berbalik, ternyata salah satu sasaeng fans bertanya yang membuat sasaeng fans lainnya terdiam dan memusatkan perhatian ke arahnya.

Nam Joo hanya melempar wajah tidak suka, walau ia tidak menyangkalnya.

Sasaeng fans itu hanya menatap Nam Joo dari bawah hingga atas.

Nam Joo mendecih, lalu kembali berjalan.

Nam Joo langsung duduk di sebelah So Hyun, berhadapan dengan Se Hun. Kini ia mengernyit ke arah Se Hun.

“Mwol bwa? Aku lebih tua darimu, mana rasa hormatmu pada orang yang lebih tua darimu?!” Se Hun mengomeli Nam Joo karena risih dengan cara Nam Joo menatapnya dari awal yang selalu sinis.

Setelah hampir dua jam Se Hun berada di mejanya, akhirnya Nam Joo sudah bisa bernafas lega ketika fans Se Hun yang berangsur pergi. Kini Se Hun pun melepas kacamata Nam Joo, lalu memasukkannya ke dalam tas Nam Joo.

Soo Jin hanya melihat Se Hun. Setelah melempar snapback Nam Joo ke Nam Joo, Se Hun menatap Soo Jin. Ia tak mendengarkan omelan Nam Joo.

So Hyun merasa jika ada yang aneh antara Soo Jin dan Se Hun. Ya, mungkin saja di EXO member yang paling Soo Jin sukai adalah Se Hun. Tidak heran Soo Jin seperti itu.

Bahkan So Hyun kini sedang membayangkan skenario Lu Han yang tiba-tiba datang menjemput Se Hun, membuat Nam Joo super histeris dan tidak bisa berhenti untuk berteriak senang. Namun itu bukan khayalan So Hyun semata. Dari arah tangga, So Hyun benar-benar melihat Lu Han menghampiri bangku mereka, mencari Se Hun.

“Mereka sudah tidak ada di luar.” Lu Han berujar setelah tersenyum ke arah So Hyun dan Nam Joo.

Nam Joo langsung menutupi wajahnya dengan snapback yang tadi dilempar Se Hun. Nam Joo memekik tertahan sambil terus menutupi wajahnya. Begitu senangnya ia bertemu dengan Lu Han.

Perlahan, ia menyingkirkan snapbacknya dari wajahnya dan melihat ke arah Lu Han. Namun bukan Lu Han yang ia lihat berdiri, di sana So Hyun yang berdiri. Ternyata Lu Han duduk di tempat yang tadi diduduki So Hyun, ya, di sebelahnya. Dengan cepat kembali ia tutupi wajahnya dengan snapbacknya dan memekik lagi.

“Kau fans Lu Han hyung?” tanya Se Hun heran. Sangat berbeda ekspresi Nam Joo menatapnya dan Lu Han. Seburuk itukah dia?

Lu Han masih tersenyum melihat Nam Joo yang persis anak kecil itu. Kini Nam Joo menoleh ke arah Lu Han. Ia membungkuk dan menjulurkan tangannya. “Saat melihat EXO perform, aku selalu berfokus padamu. Kau benar-benar memiliki klasifikasi yang bagus sebagai member EXO.”

Pujian Nam Joo membuat Lu Han tersenyum sambil meraih tangan Nam Joo. Mereka berjabat tangan. Tangan kecil Nam Joo digenggam Lu Han. Membuat Nam Joo semakin senang saja.

“Lalu aku? Aku? Kau sudah tidak sopan denganku, bahkan tidak mengatakan hal-hal seperti yang kau katakan pada Lu Han hyung! Cih!” lagi-lagi Se Hun mengomel.

“Kau tinggi, tampan, dan terlihat sangat keren ketika dance. Aku selalu melihatnya.”

Se Hun menoleh. Ya, masih ada orang di sebelahnya yang memujinya. Ia benar-benar tidak memerlukan orang yang kini sedang selca bersama Lu Han dengan ponselnya. Iya, ponsel Se Hun. Setelah menatap Soo Jin, ia lalu merebut ponselnya yang ada di tangan Nam Joo. Se Hun melempar ponsel Nam Joo yang ia ambil dari tas Nam Joo yang ada di sebelahnya. “Temanmu Park Ji Min terus saja menelpon, membuatku semakin tidak nyaman berganti pakaian.”

Nam Joo menangkapnya dan tidak mempedulikan omelan Se Hun. Kini ia mengajak Lu Han selca.

So Hyun hanya menggeleng pelan melihatnya, lalu melihat ke arah Se Hun. “Kukira artis seperti kalian menggunakan merk ponsel luar negeri, ternyata sama saja dengan milikku.” So Hyun berkomentar melihat ponsel Se Hun yang sama dengan miliknya, merk lokal.

“Se Hun punya banyak ponsel. Merk dari negara manapun dia punya.” Lu Han menjawab yang kini masih sibuk mengerucutkan bibirnya, bergaya selca bersama Nam Joo, duck face.

Setelah Nam Joo take foto itu, ia baru ingat kejadian tadi. Saat itu, setelah melihat Se Hun yang menggunakan kacamata dan snapbacknya, Nam Joo bermaksud melakukan hal yang sama. Ia membongkar tas Se Hun. Sayangnya ia tak menemukan apapun yang bisa ia gunakan.

Di salah satu kantung tas Se Hun terdapat empat ponsel yang membuat Nam Joo kaget. Kini ia menengokkan kepalanya, Se Hun masih belum duduk. Se Hun memintanya untuk keluar dari toilet setelah dua puluh menit Se Hun keluar dari toilet, agar fans Se Hun tidak curiga akan tas Se Hun yang digunakan Nam Joo. Nam Joo pun mengambil keempat ponsel Se Hun.

“Yang mana…yang paling bagus…” pikirnya sambil memandangi empat ponsel yang ada di tangannya. Ia pun memutuskan menggunakan ponsel yang paling ramping, yang bermerk terkenal. Ia pun menuju wastafel dan melakukan selca gila-gilaan. Ia juga membajak akun sosmed Se Hun.

Setelah puas, Nam Joo pun meletakkan ponsel Se Hun. Ia merapikan rambutnya dan mencuci tangannya. Setelah merasa rapi, ia pun keluar dari toilet. Meninggalkan ponsel Se Hun sendirian di wastafel.

Mengingat kejadian itu, Nam Joo langsung tersentak dan berdiri. Semua memandangnya. Nam Joo melihat ke arah Se Hun sesaat, lalu melesat ke toilet. Berharap tidak ada yang mengunjungi toilet setelahnya. Berharap ponsel Se Hun masih berada di tempat itu.

“Nam Joo kenapa?” tanya Soo Jin pada Lu Han yang kini masih menoleh ke belakang, ke arah Nam Joo berlarian.

Kini Lu Han membalikkan badannya sambil meletakkan ponsel Nam Joo yang ada di tangannnya pada meja. Tiba-tiba saja ada pesan line masuk ke ponsel Nam Joo. Terlihat pengirimnya dari Park Ji Min.

So Hyun penasaran, siapa teman Nam Joo yang bernama seperti itu. Karena semua orang yang Nam Joo kenal juga ia kenal. Hanya ini saja yang ia tidak kenal, Park Ji Min. Akhirnya So Hyun mengambil ponsel Nam Joo dan membaca pesannya.

“Kau masih di sana kan? Sebentar lagi aku sampai. Jangan pulang dulu, okey?”

So Hyun mengerutkan alisnya sambil memfokuskan matanya pada pesan itu. Nam Joo sedang selingkuh? Jelas-jelas yang bernama Park Ji Min adalah lelaki. Mereka akan bertemu di kedainya?

So Hyun pun membuka profil Ji Min. Ia kaget karena ava akun itu adalah foto Ji Min BTS. Kini asumsi So Hyun mengatakan jika Park Ji Min adalah perempuan, yang menyukai BTS. Saat ia lihat profilnya lebih jauh lagi, So Hyun sangat kaget. Bukan, dugaannya itu salah ternyata.

Bukan perempuan, itu Park Ji Min BTS. Kini ia membuka kontak Nam Joo. Setelah ia periksa, semua akun line member BTS ia punya. Bahkan itu akun aslinya, akun pribadi. So Hyun begitu kesal melihatnya. Ia tak tahan, ia meletakkan ponsel Nam Joo secara kasar di meja, lalu pergi tanpa kata.

Nam Joo baru saja datang dari arah toilet dan melihat So Hyun yang sedang super kesal itu. Mata Nam Joo dan Soo Jin seketika bertatap. Wajah mereka sama-sama kaget. Mungkin Nam Joo harus bersiap untuk menjadi anak bullyan.

 

Berbeda setelah menolong Jung Kook dan bertemu Tae Hyung, Nam Joo merasa sangat sial baginya menolong Se Hun dan bertemu Lu Han. Hari seperti ini…akhirnya datang juga dalam harinya. Bisa saja ia ditikam saat tidur oleh So Hyun yang kini belum saja berhenti menatapnya sejak ia menjelaskan bagaimana ia bisa mengenal Ji Min.

“Mian, tapi sebelumnya aku memang tidak tahu sama sekali apa itu BTS, hanya saja…semua serba kebetulan. Benar-benar kebetulan. Mianhae.” Nam Joo berujar sambil menundukkan kepalanya.

Soo Jin yang merasa iba pada Nam Joo ikut membantu. “Eo…semua kebetulan seperti hari ini ia bertemu Se Hun dan Lu Han, percayalah…”

Namun So Hyun masih saja kesal. “Kau yang bertanya padaku tentang member BTS itu, apa benar kau tidak tahu sama sekali tentang mereka?”

Nam Joo mengangguk cepat. “Mian So Hyun-ah, apa perlu aku jelaskan serinci-rincinya?” kini ia melirik ke arah Soo Jin yang duduk di sebelahnya. Mungkin jika ia mati nanti malam, Soo Jinlah yang mati nanti sore. Pelakunya sama-sama So Hyun. Ia yang hanya mengenal Ji Min saja disidang seperti ini, apalagi Soo Jin yang notebene mantan Jeon Jung Kook, orang yang begitu So Hyun sukai? Tidak bisa diungkapkan lagi sudah nasib Soo Jin.

“Sebenarnya ini karena Nam Joo menolongku dan mengantarkanku pulang.”

Nam Joo kaget mendengar ucapan Soo Jin. Kini wajah Soo Jin melihat ke arahnya, seolah mengatakan ia baik-baik saja.

So Hyun kini bingung. “Apa hubungannya antara kau pulang dengan Nam Joo yang mengenal member BTS?”

Nam Joo menghela nafas, ia hendak menjawab pertanyaan So Hyun. “Jung Kook…Jeon Jung Kook BTS meminta Nam Joo membantunya menolongku yang dibully oleh teman sekelasku. Jadi awalnya…”

“Awalnya hari itu, hari ketika kau menemuiku di toko fastfood dan menanyakan Jung Kook, kau ingat? Dua hari yang lalu.”

So Hyun terdiam. Sudah ia duga, Nam Joo saat itu pasti menyembunyikan sesuatu padanya. Kenapa bisa sekebetulan itu Nam Joo dan Zelo di toko itu dengan menghilangnya Jung Kook, semua terjadi bersamaan. Hari itu, So Hyun begitu mencurigai Nam Joo. “Kau bertemu dengan Jung Kook kan?”

Nam Joo mengangguk menanggapi pertanyaan So Hyun. “Jung Kook datang sambil berlarian lalu melempar tas dan kemejanya di kursiku, menyuruhku untuk tidak mengatakan keberadaannya pada kalian. Hari itu adalah pertemuan pertamaku dengannya, hingga aku mengenalnya dan mengenal Soo Jin. Begitu juga member BTS yang lain.”

“Itu kejadiannya terjadi setelah ia meminjam komik bersamaku,”

Ji Min yang duduk di sebelah Tae Hyung mendengar bisikan Tae Hyung. Ia menoleh ke arah Tae Hyung yang ada di sebelahnya, yang masih memperhatikan tiga orang itu yang bersitegang. Akhirnya Tae Hyung menoleh ke arah Ji Min. “Aku serius. Hari itu aku tiga kali bertemu dengan Nam Joo secara kebetulan.”

Ji Min mengernyit sambil menolehkan kepalanya ke arah tempat duduk Nam Joo. “Hingga kau bisa begitu menyukai Nam Joo sampai seperti ini, aku tidak mengerti. Alien sepertimu bisa menyukainya, aku juga tidak mengerti.” Ji Min berujar.

Mereka sudah tiba di tempat itu sejak Se Hun dan Lu Han masih di tempat itu, setelah Ji Min mengirim pesan line ke Nam Joo yang dibaca oleh So Hyun.

So Hyun terlihat sangat marah. Tangannya mengepal dan siap melayangkannya. Ia berdiri. “Aku tidak bisa melihatmu lagi. Aku tidak sanggup untuk bersabar melihatmu. Bagus kau berpindah kelas. Aku takkan melihatmu lagi.” So Hyun pergi meninggalkan Nam Joo dan Soo Jin.

Kini Ji Min menepuk-nepuk lengan Tae Hyung ketika ia melihat So Hyun melintasi bangku mereka. “Yayaya…dia kau ingat dia? Dia ketua sasaeng fans Jung Kook! Yang pernah menyingkirkan tubuhmu hingga kau jatuh itu!!”

Dengan cepat Tae Hyung menoleh ke arah So Hyun yang sedang membereskan tasnya di bangku depan kasir. Ya, Tae Hyung begitu dendam dengan So Hyun. Tae Hyung pun menghampiri So Hyun dan menepuk pundak So Hyun.

So Hyun membalikkan wajahnya dengan wajah malas. Ia menemukan Tae Hyung, dengan sweater yang menutupi mulutnya. Ia jadi teringat dengan Se Hun tadi, persis sekali tampilan Se Hun seperti lelaki di hadapannya ini.

“Kau anak kecil berbadan besar, kau tahu seberapa banyak dosa yang kau buat? Berapa orang yang kau sakiti? Kau sadar?”

So Hyun terdiam menatap mata sayu lelaki itu. Ya, hanya itu yang bisa So Hyun lihat dari wajah Tae Hyung. Ia menghentikan kegiatannya dan menghadapkan tubuhnya pada Tae Hyung. “Maksudmu apa? Kau mengenalku?”

Ji Min yang masih duduk di bangku hanya menepuk dahinya. Tae Hyung memang selalu seperti itu, aneh. Di meja sebelah Ji Min, nampak Nam Joo dan Soo Jin yang bangun dan pergi meninggalkan kedai So Hyun.

“Aku line Ji Min saja, aku tidak nyaman berada di sini setelah apa yang terjadi tadi. Kau mau pulang?” ujar Nam Joo bersamaan dengan mereka yang hendak menuruni tangga.

“Ani, aku tidak apa-apa kan ikut denganmu? Di rumah tidak ada orang, Myung Soo oppa menyuruhku untuk bersamamu dulu.”

Ji Min kini mengambil ponselnya dari saku mantelnya. Ia melihat layar ponselnya. “Wah, kenapa kau meninggalkanku begitu saja ketika aku tidak membawa charger ataupun power bank?” ocehnya pada ponselnya yang tak bernyawa itu. Ia kembali memasukkan ponselnya pada saku blazernya dan melihat pertunjukan di hadapannya.

“Ani, aku tidak mengenalmu. Ya, dengan apa yang kau katakan tadi pada temanmu itu, aku yakin kau seorang penghianat. Jadi, kau tidak usah berlagak hebat di depan siapapun. Menghempaskanku begitu saja ketika kau melihat Jung Kook, kau pikir aku apa? Debu? Pohon? Ya, aku juga terluka parah karenamu, dan kau ta…”

Ji Min langsung menarik Tae Hyung dengan membekap mulut Tae Hyung. Mereka kini menuruni tangga, meninggalkan So Hyun dengan seribu kekesalan dan kebingungan.

Tae Hyung melepas tangan Ji Min dari wajahnya setelah mereka menuruni tangga. “Kenapa kita pergi? Aku belum selesai berbicara dengannya! Nam Joo, aku jug…”

“Nam Joo sudah meninggalkan tempat ini. Lain kali saja.”

Tae Hyung hanya tertegun. Lain kali…kapan? Apa mereka sempat melakukannya lagi? Mereka akan melakukan comeback…

“Kurasa aku takkan mendapat jawabannya…”

Ji Min hanya melihat ke arah Tae Hyung dengan tatapan iba. Ia kini menepuk pelan pundak Tae Hyung. “Kau tidak bisa menyukainya, Tae Hyung-ah.”

~~~***~~~***

Dua minggu kemudian…

“Aiishhh ini apa, semuanya BTS V!”

Suga mengeluh karena banyaknya hadiah yang memenuhi dorm mereka. Dan lebih buruknya itu untuk Tae Hyung semua.

Tae Hyung, Ji Min, dan Jung Kook yang baru datang hanya terdiam. Namun dari setumpukan hadiah itu, Jung Kook kini menemukan sesuatu yang aneh. Ia mengambil amplop yang ada di paling atas.

“Mwoya? Cepat cepat jalan, surat itu untuk Tae Hyung, bukan untukmu.” Ji Min yang ada di belakang Jung Kook mengomel dengan wajah lelah. Tanpa mempedulikan Ji Min, Jung Kook menatap amplop itu. Ia membukanya.

*Flash Back

“Jung Kookiee!!”

Teriak Nam Joo dari depan gedung apartemen Woo Hyun.

Jung Kook hanya berjalan mendekatinya dengan wajah malas. “Kau berteriak seperti itu sudah seperti pengumuman saja.” Ujar Jung Kook sesampainya di depan Nam Joo.

Nam Joo tersenyum lebar. “Jung Kookieee.”

Jung Kook mendecak, pasti ada maunya. Sebenarnya Nam Joo sudah mengirimkannya pesan line. “Mana mana, kau seharusnya mentraktirku.”

Nam Joo mengangguk. “Cafe latte, red velvet. Kkaja!” Nam Joo langsung menarik Jung Kook ke coffe shop terdekat.

Jung Kook yang melemas itu pun memutar bola matanya. “Kau tidak berniat menghiburku?” tanya Jung Kook dari belakang.

“Kau suka menggambar kan?” ucap Nam Joo sesampainya di depan coffe shop. Ia berhenti dan menghadap ke Jung Kook.

Jung Kook hanya terdiam. “Berapa banyak gambar yang harus kulakukan agar tidak seperti ini terus?” ujar Jung Kook lemah.

Langka sekali bagi Nam Joo melihat seorang lelaki dingin yang menjadi lemah begitu saja. Pasti ia sangat menyukai Soo Jin. “Aku tahu apa yang kau rasakan. Semakin kau memikirkannya, itu takkan hilang dari kepalamu.” Nam Joo tersenyum dan menepuk pundak Jung Kook pelan. “Gwaenchana, Jung Kook-ah.” Nam Joo lalu menarik Jung Kook agar memasuki coffe shop.

Mata Jung Kook langsung saja menatap pemandangan yang buruk sekali baginya. Baru saja ia masuk ke dalam cafe itu. Nam Joo sendiri hanya bisa menarik Jung Kook keluar.

Di sana ada Soo Jin dan Se Hun yang nampak sedang sarapan bersama. “Kita cari coffe shop lain, arasseo?” Nam Joo langsung menarik tubuh lemah Jung Kook itu dan menghentikan taxi.

*End Flash Back

Soo Jin sudah melupakannya. Namun bukan itu yang seharusnya ia ingat.

“Ppali!!” dari belakang Tae Hyung mengatakannya dengan malas.

Jung Kook mengambil kertas yang ada di dalam amplop itu. Benar, itu gambarannya. Di kertas itu terdapat gambarannya. “Hyung…ini surat dari Nam Joo…” ujar Jung Kook pelan. Saat itu Nam Joo menemuinya meminta tolong padanya untuk menggambar. Yang membuatnya mengetahui kenyataan jika Soo Jin sudah melupakannya, sinyal baginya untuk melakukan hal yang sama.

“Apa maksudmu? Itu surat dari fans…” ujar Ji Min malas.

Jung Kook membuka surat itu. “Tae Hyung hyung…ini untukmu..” Jung Kook menyerahkan kertas itu pada Tae Hyung yang berdiri di belakang Ji Min.

Tae Hyung mengambilnya dengan malas. Ia membaca ‘Tae Hyung-ah, ini aku, Nam Joo’ yang membuat matanya terbuka. Ia belum menemui Nam Joo sama sekali semenjak saat itu. Bahkan ia lupa jika Nam Joo memiliki hutang padanya karena ia terlalu terlarut pada kegiatannya mempersiapkan comeback.

Tae Hyung-ah, ini aku, Nam Joo

Aku ingin sekali menyampaikan ini padamu. Sejak hari pertama aku berjumpa denganmu, aku selalu beruntung. Ani, maksudku aku merasa semua lebih mudah. Aku selalu terselamatkan, hingga di hari terakhir aku merasakannya. Hari itu adalah hari di mana aku harus memberimu jawaban dari suratmu atas perasaanmu. Tae Hyung-ah, aku tidak bisa mengucapkannya langsung padamu.

Kau orang pembawa keberuntunganku. Aku begitu senang mengenalmu. Sejak awal, ketika kita bertemu di toko komik dan kedai dekat dormmu. Aku merasa aku hanya terfokus padamu walau kita sedang bersama member BTS lain. Aku selalu saja memikirkanmu.

Hingga aku menyadari satu hal. Aku tidak bisa bersamamu, seperti yang kau minta di suratmu itu. Entah apa rencana selanjutnya, namun semua itu indah untuk disebut pertemuan pertama bagiku. Juga sebagai pendekatan, aku takut akan pendekatan yang indah. Aku ingin di masa depan selalu melihatmu. Entah di tv ataupun di dunia nyata. Entah sebagai teman, atau yeojachingu.

Namun untuk kali ini, aku hanya bisa melihatmu sebagai teman. Kau adalah orang baik, tentu kau mengerti bagaimana keadaanku saat ini.

Tae Hyung memandangi surat itu sambil tiduran di kasurnya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia baca. Apa yang terjadi hingga ia berpikiran jika Nam Joo akan menjadi miliknya. “Mungkin bukan sekarang.”

 

END

Tinggalkan komentar